Penyihir Putih Leora mencurigai Evelyn. Dia tidak percaya kalau Evelyn tidak terlibat dengan Penyihir Kegelapan! Padahal, Evelyn tidak tahu apa-apa!
Dia hanyalah seorang perempuan yang tiba-tiba datang ke Kerajaan Atlanta, tanpa bisa kembali ke bumi tempatnya berada.
Penyihir Putih Leora terus mendesak Evelyn untuk mengatakan yang sejujurnya.
"Aku tidak tahu apa-apa! Kumohon percayalah kepadaku!"
"Aku tidak akan membiarkanmu lepas sampai kamu mengatakan siapa jati dirimu!!"
"Aku adalah Evelyn! Namaku Evelyn! Aku berasal dari Bumi! Dan aku tidak tahu siapa itu Penyihir Kegelapan!"
Penyihir Leora pun kaget dengan jawaban yang berasal dari Evelyn. "Apa maksudmu? Bumi itu di mana? Kenapa kamu bisa sampai ke sini? Apa tujuanmu?"
Evelyn frustasi. Bagaimana caranya untuk mengatakan kepada perempuan ini kalau dia tidak tahu menahu soal Penyihir Kegelapan?
"Aku juga tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya kepadamu. Tetapi, bumi adalah sebuah dimensi lain yang berbeda dengan planet ini."
"Apa tujuanmu pergi dari bumi dan datang ke tempat ini?" todong Penyihir Leora dengan penuh rasa curiga.
"Oh ya ampun... Aku juga tidak tahu bagaimana bisa aku sampai ke sini. Yang jelas, aku menyebutkan sebuah mantra dari seorang lelaki... Dan tiba-tiba saja aku ada di sini."
"Tiba-tiba?"
Penyihir Leora mengernyitkan alisnya. Dia mencoba untuk mencari kebenaran yang nyata dari sosok Evelyn.
Secara cepat, Penyihir Leora pun mendekat kepada Evelyn. Dia memindai seluruh tubuh Evelyn dengan matanya.
Dalam pemindaian itu, tatapan Penyihir Leora berubah menjadi warna hitam dan hijau. Apabila dia mendeteksi sebuah kebohongan, maka akan terlihat warna merah yang muncul dari tubuh Evelyn.
Akan tetapi....
Tidak ada sebuah tanda berwarna merah. Yang mana itu berarti kalau Evelyn berkata jujur. Dia tidak mengetahui apa-apa.
Di saat itulah, Penyihir Leora menghembuskan napasnya. Dia menyerah.
Sepertinya, Evelyn memang tidak tahu apa-apa.
Penyihir Leora menurunkan kesiagaannya. Warna putih yang melingkupi tubuh dan matanya itu melenyap.
Di saat itulah, Evelyn menghela naaps lega. Dia pun terperenyak jatuh ke bawah.
Saat kesiagaan itu menurun, cahaya pun telah menghilang, Raja Archer masuk ke dalam ruangan melalui celah sempit di antara pintu.
Evelyn mendongak, mendapati ketentraman saat melihat Raja Archer.
"Apakah kamu baik-baik saja, Ratu?" tanya Raja Archer.
Dia berjongkok dan memeriksa kondisi Evelyn.
Evelyn hanya menatap Raja Archer dengan kekosongan. Sebelum dia akhirnya pingsan dalam pelukan Raja Archer.
* * *
Sungguh menakutkan. Ini pengalaman yang menakutkan.
Evelyn ingin pulang. Evelyn tidak mau ada di sini.
Dia tidak mau ada di sini.
Tubuh Evelyn bergetar. Dia bahkan takut melihat Penyihir Leora yang ada di dekatnya. Padahal, Penyihir Leora hanya diam saja. Dia tidak mengatakan apa-apa.
"Kenapa, Jennifer?" tanya Raja Archer kepada Evelyn.
Evelyn menggelengkan kepalanya. "Aku... Aku..."
Evelyn menangis. Air matanya keluar. Kenapa hidupnya tidak pernah ada yang mudah? Padahal Evelyn hanya ingin untuk menjadi orang yang bahagia. Maka dari itulah, dia datang ke sini.
Akan tetapi, hidup di sini juga tidak nyaman.
"Aku... Aku mau pulang." gumam Evelyn.
"Pulang? Kamu sudah ada di rumah. Kamu ada di istana."
Evelyn menggelengkan kepalanya. Raja Archer tak akan mengerti. Dia ingin kembali ke bumi...
Dia ingin pulang...
Setidaknya, kalau di bumi... Evelyn hanya perlu berjuang keras dalam sebuah kehidupan.
Tidak perlu diperiksa dan juga kesakitan. Tidak ada penyihir yang akan berbuat jahat kepadanya. Dan dia hanya perlu berangkat kerja, pulang, dan tidur.
Hanya itu saja...
Evelyn benar-benar ingin pulang.
* * *
Sementara itu, di Bumi.
Sesosok perempuan berada di sebuah rumah sakit. Sudah beberapa hari lamanya dia tertidur di rumah sakit.
"Sudah berapa lama dia di sini?" tanya seorang suster kepada suster lainnya.
"Mungkin satu minggu. Dia kekurangan cairan sehingga merasa lemas dan pingsan." jawab si suster.
"Kamu sudah menghubungi pihak keluarganya?"
Suster lainnya menggelengkan kepala. "Aku sudah mencoba mencari nomor ponsel keluarganya di handphone-nya. Tetapi tidak ada."
"Jadi, kita hanya bisa menunggunya siuman?"
"Ya. Sebentar lagu juga siuman."
Lamat-lamat, suara itu memenuhi kepala perempuan tersebut.
Perempuan itu pun membuka matanya. Gadis itu menengok ke kanan dan kiri. Dia melihat sebuah cairan infus yang mengalir... Lantas terpusat ke tangannya.
Dia pun menjerit!!!
"Aaaa!!!"
"Ada apa ini!!!"
Suara teriakan tersebut mengakibatkan seluruh suster di sana memeriksa kondisi perempuan itu.
Dan ternyata... Perempuan itu adalah Evelyn!
"Nona Evelyn!! Tenangkanlah dirimu! Sadarkanlah dirimu!"
Perempuan yang disebut sebagai Evelyn malah bingung. Bagaimana tidak? Dia bukan Evelyn!!
Dia adalah Ratu Jennifer!!
"Siapa kalian???! Dan di mana ini???!"
* * *
Ruh Ratu Jennifer yang berada di tubuh Evelyn itu kebingungan. Dia ketakutan.
Saat itu, dia tengah diperiksa di rumah sakit, tepatnya pemeriksaan CT-Scan bagian otaknya.
Sang Dokter pun membaca hasil CT-Scan dengan penuh tanda tanya.
Pasalnya, dokter tersebut tidak melihat adanya keanehan dalam otak Evelyn! Dan kenapa gadis di depannya ini tak mengingat dirinya sendiri?
"Kamu tidak ingat siapa namamu?"
"Aku adalah Jennifer..."
"Jennifer?"
"Namaku Jennifer. Tolong katakan di mana ini. Dan tolong hubungi Raja Archer supaya menjemputku di sini... Aku tidak mau berada di sini..."
Jennifer pun meneteskan air matanya. Dia sangat kaget dengan apa yang tengah terjadi.
Gadis itu... Tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.
* * *