Chereads / MY QUEEN (Bahasa Indonesia) / Chapter 13 - Apakah Dia Mati?

Chapter 13 - Apakah Dia Mati?

Gadis berambut cokelat sepunggung itu turun dari tangga. Dia keluar dengan wajah yang sangat sedih. Seakan dunia runtuh. Tetapi, ya, kurang lebih benar. Evelyn merasa kalau dirinya itu lenyap dari muka bumi. Dan muncul kembali di tempat ini.

Evelyn bahkan tidak bisa mengembuskan napasnya dengan benar. Gadis itu hanya bisa menangis.

Kalau dia meninggalkan bumi, itu tandanya … dia meninggalkan kehidupan di bumi. Teman-temannya, koleganya, dan juga banyak sekali orang yang disayanginya di bumi, yang telah ditinggalkannya.

'Apakah aku di bumi itu mati? Apakah bagaimana?' Evelyn bertanya seorang diri. Tetapi, mau dipikir seperti apa pun, dia tidak menemukan jawabannya.

Di saat Evelyn tengah meratapi kesedihannya, seorang perempuan dengan rambut pendek bercampur dengan uban pun datang kepadanya. Perempuan itu membungkukkan tubuh hormat kepadanya, penuh sopan santun.

Evelyn yang tengah pusing, dia hanya menganggukkan kepala. Di saat itulah, perempuan itu bertanya … "Apakah … Ratu Jennifer tidak mengenalku?"

Evelyn mendongak. Di tengah kesedihannya ini, kenapa juga dia harus ditanya oleh perempuan tua ini?

Gadis itu kontan menggelengkan kepala dengan ingus yang keluar masuk hidungnya. "Kamu siapa?"

Perempuan tersebut tersenyum keibuan. Dia mengerti kalau ratunya itu benar-benar hilang ingatan, seperti apa yang dikabarkan sebelumnya.

"Aku adalah Ausy. Raja Archer memanggilku dengan Bibi Ausy. Aku baru saja pulang kampung. Dan di sini akan mengurus segala keperluan Ratu Jennifer."

"Ah… begitu…" Mata Evelyn sembab memerah.

Sementara itu, Bibi Ausy pun sedikit keheranan. Kenapa ratunya ini menangis sangat kencang? Apakah dia sudah tahu kalau Raja Archer itu pergi dari sini, sehingga dia menangis seperti ini?

Oleh karenanya, perempuan itu pun memandangi Evelyn dengan wajah iba. Mendadak, dia berkata. "Aku tahu kalau Ratu Jennifer sangat sedih atas kepergian Raja Archer. Tetapi .. bukan berarti Ratu Jennifer bisa bersedih hati seperti ini."

"Raja Archer hanya pergi tiga hari, kok …"

Evelyn sontak kaget. Apa maksudnya? "Hah …?"

Bibi Ausy kembali berucap, menanggapi. "Ratu Jennifer tidak perlu bersedih hati. Raja Archer akan kembali nanti. Dan ketika Raja Archer kembali, semuanya akan baik-baik saja. Ratu Jennifer juga akan sembuh dan mengingat semua kenangan di masa lalu."

Evelyn meringis. Dia kebingungan … 'Apa maksudnya sih … Perempuan tua ini bicara apa …'

Gadis itu mengusap air matanya yang jatuh ke pipi. "Aku hanya bersedih … aku tidak tahu … aku ini sedang ada di mana …. kenapa aku ada di sini … kenapa … kenapa malah menyerempet ke Raja Archer?"

Evelyn pun bertanya dengan mudahnya dengan sesengukan. Sementara itu, Bibi Ausy malah kebingungan. Kalau bukan karena Raja Archer, dia malah bersedih demikian? Aneh sekali …

Dia … memang aneh!

* * *

Lelah. Raja Archer merasa lelah. Raja Archer dan Tuan Barron sudah berkuda selama berjam-jam nonstop. Mereka bahkan melewatkan makan siang. Hanya minum saja sepanjang perjalanan.

Mereka sengaja melewati rute padang ilalang, tidak melewati pasar supaya rakyat tidak menyadari keberadaannya, justru menciptakan kerumunan yang ramai, hingga dapat menghambat perjalanan.

Saat senja mulai merekah jingga, Raja Archer memperlambat laju kudanya. Dia berkata kepada Tuan Barron. "Barron, kita berhenti dulu di sini."

"Baiklah, Raja Archer."

Tuan Barron sendiri sudah menantikan momentum istirahat ini. Pantatnya sudah lelah untuk duduk di atas kuda. Kuda mereka juga sudah kelelahan.

Pada saat itu, Raja Archer menghentikan kuda putihnya. Membiarkan mereka meminum air di sungai jernih pada padang ilalang. Lelaki itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

Padang ilalang ini adalah destinasi terakhir sebelum masuk ke dalam hutan. Raja Archer pun memutuskan seketika itu juga. "Kita akan berhenti di sini. Kita tidak akan melanjutkan perjalanan malam ini. Kita akan menginap."

"Kita tidak pergi malam ini?" tanya Tuan Barron.

Raja Archer menggelengkan kepalanya. "Tidak. Kalau kita pergi malam ini, maka akan lebih rumit. Kita akan masuk hutan. Bertahan di hutan malah akan lebih berbahaya. Kalau di padang ilalang ini, tidak akan menemukan apa-apa. Paling hanya ular."

Pilihan yang tepat bagi Raja Archer untuk menginap di padang ilalang dibandingkan di hutan. Mereka tidak mengetahui hewan apa saja yang hidup di hutan. Semua hewan hutan bisa sangat ganas ketika malam.

Oleh karenanya, Raja Archer memutuskan untuk membangun tenda di sini.

Bahu membahu, Raja Archer membangun tenda dengan Tuan Barron. Mereka juga membuat api unggun dan menangkap beberapa ikan yang ada di sungai.

Meskipun mereka berdua bersama, tetapi suasana di sana sangatlah hening. Raja Archer memikirkan Ratu Jennifer. Tuan Barron menghela napas panjangnya. "Tidak apa-apa, Raja Archer. Cepat atau lambat Ratu Jennifer akan kembali. Percayalah."

Raja Archer menganggukkan kepalanya. Matanya menerawang jauh ke depan sana.

* * *

Evelyn merasa sepi. Gadis itu masih saja bersedih. Dia berpisah dengan dunianya. Hal yang memang dia cintai. Dia sayangi. Dia hilang dari dunia itu. Tidak ada di sana lagi.

Mungkin, dia mati.

'Katanya kalau aku menyebutkan Magicae reserare aku akan bahagia. Apanya yang bahagia!!'

Evelyn menghela napasnya. Dia melihat sosok Bibi Ausy yang berjalan ke sana ke mari. Dia mempersiapkan sesuatu untuk makan malam.

Rasanya, Evelyn tidak bernafsu lagi. Untuk apa dia hidup di dunia ini dan sebagai Ratu Jennifer yang tidak mengingat apa pun?

Untuk apa?

"Ratu Jennifer, satu jam lagi waktu makan malam. Bagaimana jika Ratu Jennifer mandi terlebih dahulu?"

'Untuk apa aku mandi sebenarnya. Aku juga tidak berbuat apa-apa. Tidak keluar ke mana-mana. Jadi untuk apa mandi?' batin Evelyn malas.

Dengan wajah malasnya, gadis iu pun bertanya kepada Bibi Ausy. "Memangnya aku akan bertemu dengan siapa malam ini?"

"Tidak ada, Ratu Jennifer."

"Ya sudah. Aku absen mandi kali ini."

Evelyn masih merasa bersih. Dia juga tidak bertemu dengan siapa-siapa. Para pelayan dan prajurit juga hanya akan bertemu dengannya sepintas, dan tak akan berada dalam jarak dekat dengannya.

Rasanya tak masalah kalau dia tidak mandi.

Di kala itulah, Bibi Ausy langsung menjengitkan alisnya. Dia tak mau kalau ratunya itu berubah menjadi jorok. "Ratu Jennifer, Ratu adalah sosok suri tauladan bagi seluruh rakyatnya. Kalau Ratu Jennifer tidak mandi maka …."

Evelyn menghela napasnya, "Rakyatku tidak akan tahu aku mandi atau tidaak..."

"Akan tetapi, pasti akan ada rumor …."

"Tidak akan ada rumor kalau tidak ada yang menyebarkannya."

"Astaga … Ratu Jennifer. Ratu Jennifer tidak boleh begitu. Pasti …."

Evelyn menghentakkan kakinya. "Tidak bisakah kalian tidak menggangguku perihal soal mandi? Aku bisa mandi sendiri. Aku akan mandi kalau aku ingin."

Evelyn mendadak senewen. Dia tidak suka disuruh-suruh. Di sini, dia hanya seperti boneka pajangan yang disuruh ini itu.

* * *