Lampu meja kecil di kamar tidur menyala.
Seluruh kamar tidur dilapisi dengan cahaya hangat yang ambigu, dan pakaian berantakan berserakan di mana-mana di atas karpet wol tebal.
Chila meringkuk di pelukannya seperti anak kucing yang malas.
Dengan tangannya di dadanya, dia bisa merasakan detak jantung yang perlahan dan suara napas.
"Chila, dalam empat tahun terakhir, apakah kamu benar-benar merindukanku?" Roby bertanya dengan lembut.
Jari-jarinya dimasukkan ke dalam rambut lembutnya, yang tebal dan lembut, memancarkan kilau halus.
Roby menundukkan kepalanya, membenamkan kepalanya di rongga lehernya, dan mengendus dalam-dalam.
Adegan bahagia seperti ini seindah mimpi.
Ketika Chila membuka matanya, dia masih bisa mencium bau lembab dan ambigu di udara.
Bau khas yang ditinggalkan pria dan wanita setelah berhubungan intim.
"Roby, bisakah kamu melepaskanku dulu?"
Dia menolak dengan suara rendah.
Bajingan ini, meski sudah berakhir, dia masih saja menempel pada dirinya.