Roby meletakkan sosok wanita kecilnya di lengannya dan mengikat satu sama lain.
Ujung hidungnya terasa napasnya yang lembut, dengan napas femininnya yang unik, tertuju padanya di mana-mana.
Dalam pikirannya, dia hanya bisa melihat ingatan keterikatan nakalnya di masa lalu.
Setiap pori-porinya, setiap selnya dengan gila menantikannya.
Dia menekannya dengan kuat.
"Roby, supnya akan dingin. Apakah kamu masih akan memakannya?" Deby memanggil dengan lembut.
Roby tiba-tiba terbangun.
Tiba-tiba melepaskan wanita kecil di pelukannya.
Baru setelah itu wajahnya berubah. Dia mengulurkan tangannya untuk menarik kerahnya dan mengancingkannya dengan erat. "Jangan memakai pakaian yang terlalu terbuka di masa depan. Itu akan membuat pria ingin melakukan kejahatan!"
Chila mengangkat dagu kecilnya dan menatapnya. Dia tersenyum bahagia. "Benarkah? Apakah kamu ingin melakukan kejahatan?"