Matanya yang mengagumi memandangnya dari atas ke bawah untuk waktu yang lama. Kemudian dia mengeluarkan syal putih tebal dari lemari, dan bulu dengan highlight merah dan ungu menutupinya, menghalangi semua pemandangan yang indah.
"Di masa depan, gayamu hanya bisa ditunjukkan padaku, dan gaun merah itu hanya boleh aku yang melihatmu memakainya, oke?" Matanya diwarnai dengan makna yang dalam dan tidak lagi begitu penuh kasih sayang dan dingin.
Chila menatapnya sambil tersenyum. Bibir merahnya penuh perasaan asmara. Jari-jari kecilnya menggambar lingkaran di pipinya dan berkata. "Roby, apakah aku wanitamu atau sekedar penghiburmu?"
"Hentikan!"
Roby melingkarkan tangannya di pinggangnya, membiarkannya menabrak dadanya, menundukkan kepalanya, dan memberinya ciuman nakal lainnya.
Dia melepaskannya tiba-tiba dan langsung menggendongnya keluar.
Chila masih terasa ringan baginya.
Bobot yang ringan ini, seperti dandelion, akan mati bersama angin.