"Amel, turunkan dia, atau aku akan menghantuimu meski aku mati!!!"
Melihat Tania menelan pil itu, Amel tersenyum.
"Ha ha ha Tania, kamu benar-benar bodoh! Baiklah, sebagai kebaikanku yang terakhir untukmu, aku akan membiarkanmu mati dengan tenang!"
Tania perlahan duduk di kursi, busa putih di sudut mulutnya mengalir ke bawah, dan seluruh badannya itu jatuh kembali dengan lembut. Tampaknya efek obat telah dimulai.
Amel melambaikan tangannya. Sesaat kemudian, pelayan membawa Alice masuk.
Tidak ada keraguan bahwa Tania akan mati.
Amel dipenuhi dengan rasa puas diri.