Satu jam kemudian, Vivi bergegas datang.
Pada saat ini, wajah Amel pucat. Vivi segera menarik lengannya dan berjalan ke kamar tidur.
Bintik-bintik darah bisa dilihat di lengan baju kakaknya itu.
"Cepat gulung bajumu."
Setelah kejadian Anette menggigitnya, Amel memanggil Vivi pada waktu itu.
Vivi dengan tenang membuka tas di tangannya dan mengeluarkan kotak perak kecil.
Setelah dibuka, ada dua tabung injeksi dengan cairan biru muda di tabung jarum.
"Di mana Axel dan Tania?"
Vivi mengeluarkan jarum suntik dan memberi Amel suntikan.
Amel merasa lebih baik.
Vivi menyingsingkan lengan bajunya dan melihat beberapa luka gigitan di lengan kanannya. Sepotong daging nampak telah digigit.
Dia mengeluarkan jarum dan benangnya lalu menjahit lengan Amel.
Amel duduk di sofa dengan mata tertutup, wajahnya penuh rasa sakit, dan keringat dingin di dahinya terus mengalir.
"Jangan khawatir, mereka tidak di rumah. Mereka semua keluar. Bibi juga baru kembali sekitar minggu depan ..."