Dikelilingi oleh kegelapan yang tak berujung, Tania merasa dirinya terus-menerus jatuh tanpa berhenti. Dia mati-matian mengulurkan tangannya untuk menangkap sesuatu.
Pada akhirnya.
"Kak Tania!!" Panggilan cemas terdengar di telinganya.
Dia lalu membuka matanya.
Orang yang memegangi kepalanya adalah Natalie.
Natalie mengelus dahinya dengan cemas. "Syukurlah, akhirnya kakak bangun. Kamu membuatku takut!"
Tania berkeringat dingin.
Dia melihat sekeliling dan menemukan dirinya di kamar pernikahannya.
Ruangan yang diatur oleh dirinya sendiri tampak sangat sepi saat ini.
Di luar mulai gelap, dan seorang dokter sedang sibuk mengukur suhu tubuhnya.
"Aku baik-baik saja, tidak masalah!" Tania melambai dan meminta dokter untuk mundur.
Natalie membawa secangkir air hangat.
"Ketika kakak pingsan, kak Axel kembali. Dia membawa dokter dan menemanimu selama dua jam!"
Natalie membawa bantal dan meletakkannya di pinggang Tania.