Sosok yang jatuh itu adalah Naven. Dia tidak tidur sepanjang malam. Dia hanya berdiri di dekat pintu kamarnya sepanjang malam.
Pakaian yang dipakainya kemarin masih tetap sama seperti sebelumnya.
Hanya saja wajahnya terlihat sangat lelah.
Natalie sendiri sudah memakai gaun yang cerah. Setelah berdandan, dia terlihat sangat menawan, terutama bibir merahnya yang menawan.
Itu membuat Naven merasa bahwa dia telah terbebas dari rasa sakit dalam semalam.
"Istriku ..."
"Jangan panggil aku istrimu! Aku berpenampilan seperti ini untuk menghibur anak-anak, bukan untukmu. Kamu sebaiknya secepatnya menceraikanku atau aku akan melakukan apa saja yang membuatmu kehilangan muka. Dan jangan menganggap ini omong kosong, kamu akan menyesalinya jika menganggap remeh aku." Senyumnya yang dingin itu mengrefleksikan isi hatinya.
Senyuman ini membuat Naven terasa aneh.
Ini bukan Natalie yang dulu.
Dia tidak akan mengatakan hal seperti itu sebelumnya, dia juga tidak akan tersenyum begitu jahat.