"Suamiku, mengapa kamu tidak membiarkan anak-anak pergi ke sekolah?"
Natalie tidak ingin bertele-tele lagi. Dia bertanya langsung.
Naven terdiam beberapa saat. "Tidak ada alasan. Anggap saja anak-anak tidak bisa belajar apa-apa di sekolah. Lebih baik mereka di rumah dan lebih banyak menemanimu!"
"Temani aku? Anak-anak masih punya waktu seumur hidup untuk menemaniku! Mereka tidak harus tinggal di rumah. Lebih baik pergi ke sekolah. Di sekolah, mereka bisa belajar bergaul dengan orang-orang seusianya. Itu bagus untuk kehidupan dan pekerjaan mereka di masa depan."
"Anak-anakku terlahir sebagai raja dan tidak perlu belajar bergaul dengan orang lain!" Kepercayaan diri dan kesombongan Naven pecah lagi.
Natalie memutar matanya. "Tidak, mereka harus pergi ke sekolah. Anak-anak kita memiliki dunianya sendiri."
"Istriku, nurutlah! Aku sudah memutuskan."
Naven mengulangi.
Natalie menatapnya untuk waktu yang lama.