Di bawah sinar matahari, di sebelah sebuah pohon besar yang rindang, dengan alat di satu tangan, lelaki kecil itu berjuang untuk membongkar sebuah payung.
Ini adalah payung emas. Itu adalah hadiah dari kunjungan terakhirnya saat mengunjungi Perdana Menteri Thailand.
Gagang payung tersebut terbuat dari emas murni. Nilai payung ini jauh lebih tinggi dari nilai praktisnya.
Dan si kecil ini, tidak tahu apa yang dipikirkannya, merobek payungnya dan hanya menyisakan kerangka payung yang terbuat dari besi.
Pagi ini dirinya lari pagi lebih lama dan rambutnya masih menempel di dahinya. Sebelum dapat menyelesaikan sarapannya, dia harus berurusan dengan keusilan anaknya.
"Berhenti, apa yang kamu lakukan?"
Naven berdiri dan berteriak.
Nathan mengerjap dan menatapnya dengan heran. "Aku ingin memberi kak Natalie hadiah berupa tongkat jalan untuk membalas kebaikannya karena telah menyelamatkan hidupku!"
"Omong kosong, letakkan payung itu dan cari hadiah lain!!"