"Yah, aku awalnya juga berpikir kalau obat itu akan membuat ketagihan, jadi aku menolak... Tapi untungnya berkat kamu kita bisa mengetahui kebenarannya!"
Anthony menundukkan kepalanya dan mencium bibir Natalie.
Ciuman ini bukan lagi perasaan dan keinginan yang sederhana. Tapi penuh perasaan yang mendalam, cinta yang terukir sampai ke tulang.
Hati masing-masing terhubung satu sama lain, mereka terikat satu sama lain, dan mereka saling menempel.
Setelah waktu yang lama, dia melepaskannya dan menatap wajahnya yang kemerahan dengan mata yang dalam. "Sayang, aku mencintaimu! Aku benar-benar beruntung mendapatkan dirimu!"
Suara ini, menyegarkan tubuh hingga jiwa, dari telapak kaki hingga setiap helai rambut.
"Yah, aku juga mencintaimu Anthony!" Dia tersipu malu, matanya sedikit tertutup, berjingkat dan mengangkat tangannya untuk memeluk lehernya seperti biasa.
Namun, perutnya yang besar menjadi penghalang, sehingga dia tidak bisa berhasil.