Mobil itu bergerak maju di malam hari. Swany menoleh dari waktu ke waktu, dengan lembut menatap Anthony dan menghargai wajahnya yang tampan dan dingin dari dalam hatinya. Jarak sedekat ini membuat hatinya berdebar.
Meskipun langkah barusan sangat berbahaya, dia menikmati kembalinya Anthony yang menjadi miliknya seorang diri untuk pertama kalinya. Dia sangat puas.
Jika dia bisa mendapatkan perawatannya, tidak masalah jika kakinya terkilir ataupun patah.
Setidaknya itu semua membuktikan bahwa pria ini masih peduli padanya.
"Anthony, aku minta maaf karena telah merepotkanmu!"
"Yah, menginaplah di rumah sakit hari ini dan aku akan mengirim seseorang untuk membawamu kembali ke Inggris besok!"
Wajah tampan Anthony sedikit dingin, dan matanya yang panjang menatap ke depan. Kata-katanya tidak memiliki komponen emosional.
"Ah!" Swany terlihat kecewa.
"Swany, mengapa kamu datang ke Indonesia?" Anthony menoleh dan menatap matanya.