Alex mengepalkan tangan nya kuat kuat. Tatapan tajam nya menusuk berkali kali lipat, gigi nya bergemeletuk tanda bahwa pengendalian emosi Alex tengah dalam batas yang kritis.
"Ila, udah!" Dika terpaksa meninggalkan siomay nya. Sekarang ada hal yang lebih penting dari pada kebutuhan perut nya. Sementara itu, Roni yang bertugas menahan Alex, sebelum cowok temperamental itu memberikan sebuah pukulan balasan pada Syila.
Astaga, jantung gue mau copot.. gumam Roni pelan. Jujur saja, jantung nya nyaris terlepas ketika matanya melihat sendiri bagaimana Syila membalas perkataan Alex barusan. Cewek yang tanpa gentar menampar Alex dan menyiram cowok itu dengan jus jeruk.
Kini Roni bertanya tanya dalam hati, apakah memang Syila itu terlalu pemberani atau memang tidak tahu jika lawan nya sangat berbahaya.
"Lepasin, lepasin aku Kak!" Syila mencoba melepaskan diri dari cengkraman Dika. Namun hal itu percuma saja, lengan ranting nya ditahan erat oleh tangan Dika yang jauh lebih besar dan kuat.
