Airin refleks menangkap ponsel Indra. Sedangkan Indra sendiri berjalan menuju pintu dan menggedor pintu yang terkunci itu dengan kuat.
"Woy! Siapa saja! Tolong bukakan pintu ini!" pinta lelaki itu dengan keras. Masalahnya, kunci utama dan duplikatnya berada di luar ruangan. Ia tak menyangka akan terkunci di kamarnya seperti ini, lebih tepatnya sengaja dikunci orang lain.
Indra yang merasa frustasi berulang kali membantingkan tubuhnya pada pintu untuk mendobraknya. Namun apa daya, tak juga membuahkan keberhasilan.
Indra berkacak pinggang dengan nafas terengah-engah. Ia menatap pintu dengan tatapan perhitungan.
Julia tersayangnya pasti sedang menuju ke rumahnya sekarang. Indra lalu melirik ke arah Airin yang sedari tadi terdiam. Indra menghela nafas lelah. Jas hitam yang ia berikan pada Airin tak dikancingkan. Lantas tubuh dengan pakaian gadis itu tetap terekspos.