"Aish ... Pak Indra! Ini sungguh dingin, kenapa malah membuang payungnya?! Bagaimana kalau aku sakit, atau bisa jadi kamu yang sakit?!" maki Airin tak habis pikir.
"Aku tak perlu khawatir kalau aku sakit," ujarnya yang membuat Airin bingung. Lewat ekor matanya ia menatap Airin dengan senyum mengembang. "Karena aku yakin kamu akan merawatku," lanjutnya.
Airin terhenyak mendengarnya. Apa Airin tak salah dengar? Apakah benar orang yang kini tengah menggendongnya ini adalah Indra? Airin tak tau, mengapa rasanya, kehangatan memyelimutinya saat senyum lebar Indra yang belum pernah ditampakkan padanya.
Ada sesuatu yang berdesir dalam hati. Namun dalam pikirannya, Airin ragu, apakah Indra sungguh-sungguh berubah hati padanya atau mungkin hanya sekedar berbuat baik karena merasa bersalah akan perbuatan Indra padanya dulu.
Gadis itu lalu membuka mulut untuk angkat bicara. "Kalau aku yang sakit, bagaimana? Apa Pak Indra mau merawatku?" tanya Airin menantang.