Pupil David bergerak dan kembali membaca pesan dari Indra dengan teliti. Kedua alisnya menukik. Tapi tetap saja, pesan yang diberikan Indra tetap bermakna sama. Airin ada di dalam penjara! Airin ada di dalam penjara!
"Argh!" David mengerang sembari menjambak rambutnya sendiri. "Tak mungkin ... tak mungkin Airin dipenjarakan oleh Indra!" pekik David tertahan. Manik lelaki itu melebar dengan pikiran dan benak yang cemas pada Airin.
David lalu menatap perawakan sebuah gedung di depannya. Kantor polisi, bersama dengan ruang tahanannya. David menatapnya penuh arti. Pikirannya penuh dengan Airin. Berkali-kali David meyakinkan dirinya bahwa Airin tak mungkin dipenjara, bahwa perkataan Indra hanyalah sebuah lelucon belaka, tapi rasa penasaran David untuk membuktikan kebenaran dari pesan yang diberikan Indra terus mendesaknya untuk masuk ke dalam.
