"Airin," panggil Pak Harry pelan.
Airin yang sedari tadi tertunduk dengan raut tertegun lantas menghela nafas berat. Gadis itu mengangkat wajahnya dan menatap Pak Harry nanar. Tatapannya mengenai langsung retina Pak Harry yang satu meter berada di depannya.
Jay yang dapat menangkap gemetar tubuh Airin lantas mengangkat tangannya dan menepuk pelan bahu Airin, sebagai pendorong agar gadis itu lebih berani untuk terbuka pada Pak Harry.
"Kenapa ...? Jika kamu memang melakukannya, kamu pasti punya alasan tersendiri, Airin. Maka, katakanlah apa alasanmu, Papa akan memakluminya jika memang kamu memiliki alasan yang rasional dengan masalah yang kamu perbuat," ujar Pak Harry menatap manik Airin serius.
Indra diam-diam mengatupkan gigi-giginya kuat. Pak Harry begitu perhatian pada Airin, bahkan ingin mendengarkan Airin dengan baik. Meski jelas-jelas Airin melakukan kesalahan. Berbeda sekali dengan sikap Pak Harry pada Indra.
