Akhirnya, Indra hanya berdecih sebal karena tak mendapatkan reaksi apapun dari Airin. Tangan Indra yang menahan tubuh Airin pelan dilepaskan. Kedua kaki Airin yang melingkar di pinggang Indra perlahan merosot. Sepertinya Airin benar-benar tertidur sewaktu perjalanan menuju ke kamar.
Indra masih merasakan nafas hangat Airin. Kedua tangan lelaki itu terulur untuk menarik kedua bahu Airin. Lelaki itu lalu menjatuhkan tubuhnya sendiri ke depan hingga tubuh Airin yang berada di depannya mendarat terlebih dahulu ke atas kasur.
Tubuh Indra menindih Airin. Ia tepat berada di atas tubuh gadis itu. Sensasi panas dan detak jantung yang tak karuan masih mendominasi emosional Indra. Indra menatap wajah Airin yang tengah tertidur dengan raut yang sulit diartikan.
Tangan lelaki itu terulur. Indra mencapai bagian leher baju tidur Airin dan mulai membuka kancingnya dengan tangan bergemetar.