Langkah demi langkah Airin tempuh. Gadis itu berjalan menuruni anak tangga untuk menuju lantai utama dengan tatapan tertegun.
Perkataan Indra tadi, masih terngiang di telinganya. Bak potongan lirik menyakitkan yang menyayat-nyayat hatinya. Gadis itu sampai di lantai utama. Ia menghela nafas berat saat menyadari kesunyian yang menyelimuti latar yang kini ia pijaki.
Tak ada siapa pun di sana. Semua pelayan dan keluarga Pak Harry sudah tertidur. Airin jadi teringat Jay, apa lelaki itu juga sudah tertidur sekarang?
Entahlah. Sekarang, Airin lebih memilih untuk keluar rumah. Udara dingin khas malam langsung menerpanya. Dingin sekali, menusuk sampai tulang-tulang. Gadis itu berjalan mengitari rumah yang luasnya bukan main itu.
Airin langsung berlari ke arah tumpukan baju dan buku di depannya. Gadis itu sadar, itu adalah barang-barang miliknya yang telah dilempar Indra dari lantai dua.