Malam mulai beranjak larut. Hanya suara detak jarum jam yang menjadi melodi kesunyian yang sedari tadi menyelimuti.
Di kamar yang si empunya adalah Indra, Airin tertidur di atas meja belajarnya. Selembar kertas yang telah ditulisi sesuatu dan bolpoin kini berada di sambil tangan gadis itu.
Airin terlarut dalam mimpi. Setelah mencuci baju-baju milik Indra yang sudah bagai gunung dan mengerjakan pekerjaan rumah, Airin merasa cukup kelelahan.
Dzzzzrt!
Dzzzzrt!
Ponsel gadis itu berdering. Airin mengerutkan keningnya. Gadis itu mengeryit. Kelopak matanya perlahan terangkat. Mimpi yang awalnya sedang ia jajahi dipaksa berhenti saat getaran ponsel miliknya berhasil membangunkan Airin.
"Eung, siapa sih?" tanya Airin pada diri sendiri dengan nada pelan. Gadis itu terpaksa mengangkat wajahnya dan meraih ponsel miliknya yang sedari tadi di charger.