Jam dinding berdetak mengisi kekosongan. Di kediaman keluarga Pak Edward, seorang gadis tengah terdiam dengan tatapan kosong sembari terduduk di atas sofa mewah.
Julia hanya seorang diri di rumah yang mewah itu. Mungkin, hanya ada beberapa pelayan dan sopir pribadi di rumahnya. Namun entah mengapa, suasana di sana sunyi sekali. Meskipun begitu, Julia tak memikirkan hal tersebut. Pikiran gadis itu masih tertuju dengan perkataan Jay tadi siang.
Tolong katakan bahwa yang terjadi beberapa jam lalu adalah sebuah mimpi dan kebohongan. Jay tak mungkin mengatakan hal itu, 'kan? Jay tak mungkin mengakhiri hubungannya begitu saja.
Namun, berkali-kali Julia menepis kenyataan dalam hati dan berharap itu adalah mimpi, semuanya sia-sia. Jay memang telah mengakhiri hubungan dengannya.
Lantas, Julia harus bagaimana sekarang? Rasa sesak terus menyerang benak Julia berkali-kali. Pikiran gadis itu hanya diisi oleh Jay. Seolah-olah sungguh frustasi, Julia hanya melamun tanpa bisa bereaksi apapun.