"Semua salahku," lirik Asya menunduk. "Semua ini terjadi karena keberadaanku," tambahnya. Semakin membuat Crish tak mengerti.
Cukup lama, lelaki itu berusaha mencerna apa maksud Asya. Hingga Crish menepuk pelan rambut gadis itu. "Jangan sedih. Ini bukan salahmu," ujar Crish berusaha menenangkan meski sebenarnya ia tak mengerti mengapa gadis itu menangis.
Asya menutup wajahnya dengan kedua tangan, memejamkan manik erat. Asya tak tau pasti, namun pikirannya memang terarah pada suatu hal. Bahwa Jack ada di hutan itu masih ada hubungannya dengan perkataannya dulu, bahwa Asya akan menderita. Asya tak percaya jika itu benar-benar terjadi. Dengan cepat, gadis itu mengusap air matanya dengan kasar. Ia tak boleh menangis terlalu lama. Gadis itu harus segera menemukan keberadaan Sean. Dengan begitu, Asya bisa tenang.
Asya beralih menarik lengan Crish, untuk ke dua kalinya gadis itu berjalan cepat. "Kita tak punya waktu."