Cup!
Ketika bibir gadis itu mendarat di pipi kiri Sean, seketika wajah Sean berubah kosong, tanpa ekspresi. Hingga Sean kembali kenyataan, seolah tak menyangka namun ini memang kenyataan. Sean menurunkan tatapannya dengan degup jantung yang mendadak berdegup dua kali lipat.
"Terima kasih sudah mengagumiku," gumam Asya serius. "Tapi, aku tak bisa memberitahumu mengapa Lathia mengusirku. Ini urusanku dengannya. Aku pun tak menyayangkan kenapa ibu dan ayahku bercerai. Aku mensyukuri semuanya tapi di sisi lain, aku akan berada di titik terendah juga. Aku hanya ingin melampiaskannya saja," lanjutnya.
"Aku mengerti," jawab Sean cepat. Melihat wajah Asya yang dekat dengannya membuat Sean tak bisa mengontrol degup jantungnya. Bagaimana tidak. Wajah cantik yang terukir indah itu kini ada di hadapannya, menatap Sean teduh. Meski jejak air mata masih tersisa, namun Asya nampak berusaha menekan rasa sedihnya.
