Kedua tatapan adik kakak itu beradu, Sean melayangkan tatapan bahwa Asya adalah miliknya, dan memberi sinyal pada Crish bahwa lelaki itu semestinya menangani Lathia.
Sean menatap Asya penuh arti. Lelaki mencondongkan wajahnya, menatap wajah pucat pasi Asya dari dekat. Ada rasa takut yang membara dalam diri, namun hal yang paling besar, rasa cemburu yang mendominasi. Kalau boleh Sean jujur, ia ingin merengkuh tubuh Asya yang terbaring lemah saat itu. Sean menghirup nafas sebanyak-banyaknya, menempelkan bibirnya pada bibir Asya, mengalirkan nafas itu padanya.
Sean kembali meraup oksigen, kembali mengalirkannya pada Asya. Crish mematung melihatnya, meski begitu Crish benar-benar khawatir.
"Hgh! Uhuk!" Manik Asya nengeryit. Bersamaan dengan itu, ia terbatuk. Air yang mengisi paru paru dan menyumbat pernafasannya itu keluar. Membuat Sean menghela nafas lega.