"Asyara Hemalia ... aku rasa aku menyukaimu sejak pertama kali bertemu di pestaku," ucap Crish dengan wajah serius. Tatapannya tertuju pada kedua retina Asya, menatapnya penuh arti, membuat perasaan lelaki itu berhasil merasuki benak Asya.
Keryitan di kening Asya tercipta. Apa Asya tak salah dengar? "A-apa?" Asya menatap Crish tak percaya, sekaligus menampakkan ekspresi wajah yang terlihat bodoh. "Pak Crish ... menyukaiku ...?"
Crish tak langsung menjawab. Lelaki itu hanya memperlama tatapannya pada Asya. Tangan lelaki itu tanpa sadar terukur, mengusap rambut Asya lembut hingga mendarat di pipi gadis itu. Membuat Asya sedikit tersentak, dengan nafas yang ditahan. Asya mengalihkan tatapannya, merasa canggung dengan sikap yang ditunjukkan Crish.
"Aku menyukaimu sebagai calon adik iparku," ralat Crish setelahnya.
"Eh?" Asya kembali menatap Crish dengan manik melebar. "Adik ipar?"