Sean terhenyak dengan saran yang dilontarkan Tio. Lelaki itu menautkan kedua alisnya sembari menatap Tio aneh.
"Ck! Kamu mengulangi ucapan itu dua kali." Sean mendengus. "Apa kau bodoh? Pilih salah satu? Jelas saja aku pilih Asya. Dia 'kan sangat dekat denganku," lanjut Sean sembari memutar bola matanya.
Tio tak menjawab, lelaki itu melipat tangannya. Ia berpikir sejenak, meski begitu ia tak mengindahkan ucapan Sean. "Kalau kamu pilih Asya, jauhi Reina. Kamu sendiri tau, dia penggemar beratmu, 'kan?"
"Iya. Dia penggemarku. Untuk apa juga aku menjauhi penggemarku? Itu bukan urusanmu mau aku dekat dengan Asya ataupun dengan Reina. Itu keputusanku," sergah Sean dengan wajah tanpa ekspresi namun dengan ucapan penuh keseriusan.