"Mama! Kemarin Papa mengajakku bertemu temannya! Dia cantik sekali lho!"
"Apa? Teman Papa seorang wanita?"
"Iya, Ma! Dia sangat cantik. Dia bilang dia adalah Mama baruku!"
Plak!
"Keterlaluan sekali kamu bilang begitu?! Siapa temanmu?! Mengapa mengajarimu seperti itu?!"
"Glen! Jawab!"
Asya kecil termenung, menatap adegan demi adegan di depannya. Bibirnya tak sedikitpun tertarik, untuk sekedar tersenyum, seperti kebiasaannya. Tangan-tangan mungil Asya menggenggam gagang pintu dengan erat, kemudian menutupnya dengan pelan.
Langkah kecil tercipta. Dengan tungkai yang berayun teratur, Asya melangkah menuju sebuah kamar. Gadis itu mengetuk pintunya pelan. "Papa ... Papa ...!" panggil Asya kecil pelan.
"Papa!!" panggil Asya lagi. "Mama mencari Papa! Kenapa Papa tak berangkat kerja dan malah bersama dengan wanita asing di kamar Papa?" Asya tak mengerti. Ia tak paham dengan urusan orang dewasa. Namun, dirinya yang lagu tentunya memiliki banyak pertanyaan dalam benak.
Klek!
