"Asya?"
"Asya!"
Deg!
Asya terperangah dengan tubuh tersentak saat suara Sean merasuk ke telinga. Alis gadis itu terangkat, menatap Sean penuh tanda tanya. "Y-ya?" Gadis itu nampak linglung.
Sean tak langsung menjawab. Lelaki itu lebih memilih mengerutkan keningnya, ia menyerupit kembali coklat panasnya ke mulut. "Ada apa denganmu ...? Kenapa melamun seperti itu ...?" tanya Sean menatap Asya ragu. "Lalu ... kenapa tanganmu menunjuk langit?" tanya lelaki itu lagi.
"A-ah!" Asya merngis. Gadis itu melirik ke arah tangan kanannya yang kini menunjuk langit malam, ke salah satu sudut bintang. Sadar akan hal itu, ia segera menurunkannya. "Aku hanya memikirkan sesuatu. Hahaha, jangan dipikirkan," sangkal Asya tertawa garing. Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dalam hati, Asya terkejut ketika tau bahwa ia telah berhalusinasi.