"Terima kasih karena ingin membantuku," bisik Joan, sesaat setelah lelaki itu menarik kedua bahu Asya dan memeluknya pelan.
Asya membeku, manik gadis itu terbelalak. Untuk waktu yang lama, pikiran Asya terlarut dengan keadaan yang ia alami sekarang. Asya berusaha mencernanya. Joan, lelaki yang terlihat seperti berandalan, jahil dan suka memalaki orang, kini tengah memeluknya.
"Maafkan aku sudah kasar tadi. Tapi, Asya, aku sangat senang ketika ada orang lain yang bersedia membantuku," gumam Joan serius.
Asya sadar dengan perlakuan Joan. Gadis itu mendorong tubuh Joan untuk menjauh darinya. "A-apa yang kamu lakukan?!" tanya Asya gugup.