Asya menatap Sean tanpa ekspresi. Perkataan lelaki itu, penuh misteri sekali. Seolah ada hal yang membuat Sean seperti itu. Entah mengapa, di maya Asya, Sean nampak menderita. Asya tak tau dengan jelas apa yang terjadi pada Sean di masa lalu. Asya hanya tau sedikit gambaran utamanya dari Tio, Joan dan Athas. Itu dari pandangan mereka, sejauh ini Sean belum pernah menceritakan kisah masa lalunya yang membuat Sean begitu dibenci oleh Joan.
"Baiklah ...," final Asya sembari bangkit dari tempat awal. Nafas gadis itu sudah kembali normal. Sean ikut bangkit dan menatap Sean heran. "Aku memang tak akan mengerti dirimu, jika kamu tak menceritakannya padaku. Aku tau kamu tertutup. Lain kali, kamu boleh ceritakan apapun padaku. Tapi ingat, kamu boleh melakukan itu setelah aku memaafkanmu! Camkan itu!" tekan Asya menatap Sean perhitungan.
Sean memicingkan maniknya. "Emosimu berubah tiba-tiba," komentar Sean dengan suara pelan, Asya tak mengindahkan ucapan lelaki itu.