Chereads / Goodbye, Sweet Dream! / Chapter 9 - Bab 9. Satria

Chapter 9 - Bab 9. Satria

Putri terkekeh pelan. Ia mengingatnya. Dulu, Satria selalu mencari cara untuk mendekatinya, tapi sayang, Reyhan selalu menempel padanya. Ia tidak pernah membiarkan Satria untuk mendekatinya. Bukan tanpa sebab, Satria pada saat itu terkenal sebagai seorang playboy. Jadi, bisa dipastikan bahwa akan terjadi pertempuran sengit setiap kali Satria mencoba mendekati Putri.

Tiba-tiba saja Putri tersenyum lebar. Ia jadi penasaran bagaimana reaksi Reyhan jika tahu bahwa ia jalan dengan Satria. Pria itu pasti akan sangat marah.

"Put, Kok lo malah ngelamun, sih?"

Putri langsung tersentak kaget saat Satria membuyrkan lamunanya.

"Sorry, lagi kurang fokus, tadi kamu tanya apa?"

"Gue tanya, lo jomblo, 'kan?"

Meski agak ragu, Putri mengangguk cepat. Memang kenyataanya dia sudah berpisah dengan Reyhan. Jadi, memang jomblo, 'kan?

Satria langsung tersenyum lebar mendengar jawaban Putri.

***

"Terus?" tanya Alif begitu Putri menceritakan tentang pertemuannya dengan Satria tempo hari.

"Sejak saat itu, Satria sering banget nelepon, ngajak jalan, dan kirim makanan ke share house! Kayaknya dia serius soal mau ngedeketin aku deh, Al!"

"Udah pasti sih itu." respon Alif.

"Menurut kamu, aku musti gimana nih, Al?'" Putri menatap Alif lekat-lekat.

Mendapat pertanyaan seperti itu, Al langsung memijat pelipisnya pelan. Kenapa gadis itu begitu lugu? Untuk hal seperti ini pun, dia meminta pendapat Alif.

"Gini ya, Put. Ada orang yang naksir sama lo, dia berusaha ngedeketin lo, jadi terserah lo mau nerima dia apa enggak! Lo itu lebih kenal dia daripada gue, gak masuk akal kalau lo minta pendapat gue tentang dia!"

Putri tersenyum lebar, memamerkan deretan giginya yang berjajar rapi di dalam sana.

"Iya juga ya." Putri meringis semakin lebar.

"Lo sendiri, gimana perasaan lo ke dia? Kalau lo ngerasa nyaman an happy deket sama dia, gue rasa gak ada salahnya buat buka hati lo dan kasih dia kesempatan buat gantiin posisi Reyhan."

Menggantikan posisi Reyhan di hatinya?

Putri tersenyum miris mendengar saran dari Alif. Dia menyadari sepenuhnya bahwa Reyhan masih tidak tergantikan di dalam sana. Meski pria itu telah melukainya, rasa cinta itu masih ada. Tidak mudah untuk melupakan seseorang yang begitu berarti bagimu.

"Jujur aja, aku masih belum bisa relain Reyhan pergi. Sebenci apa pun aku ke dia, rasa cinta ini masih ada. Ah, sial! Ini sangat menyebalkan. Bagaimana bisa perasaan ini masih tinggal?" Putri mendesah frustrasi.

Melihat ketulusan gadis itu, membuat Alif tersentuh. Ini pertama kalinya ia melihat gadis seperti Putri.

"Tapi, bukannya tujuan utama kamu itu balas denam ke dia? Apa sekarang udah enggak?"

"Enggak? Enak aja!! Masih dong, pria brengsek seperti dia itu harus dikasih pelajaran! Yah, meski aku masih cinta, rasa benciku juga ada. Jadi aku harus lakuin rencana awalku."

"Kalau gitu, gue punya ide!"

Mata Putri langsung terbuka lebar, ia mentap Alif dengan mata berbinar.

"Ide apa?"

"Lo bilang, Reyhan itu paling gak suka kalau Satria deketin lo, 'kan? Coba aja lo manfaatin Satria buat bikin Reyhan cemburu."

"Wah, bener juga! Tapi, kasihan dong Satria?"

"Kami para pria lebih simpel dalam hal mengatasi patah hati. Apalagi lo bilang kalau si Satria ini playboy. Meski pada akhirnya dia sakit hati, itu bukan masalah bagi dia, karena dia pasti bisa dengan mudah lupain lo dan dapet gebetan baru."

Putri mengernyit bingung. Apakah semua yang Alif katakan itu benar? Apa Satria memang seperti itu? Tunggu! Kenapa Alif begitu pro dalam hal seperti ini?

"Al?" panggil Putri pelan.

"Ya?'

"Kamu itu salah satu kaum mereka ya?" tanya Putri dengan polosnya.

"Kaum apa?" Alif mengernyit bingung.

"Kaum playboy!"

Tiga detik setelah mencerna ucapan Putri, Alif langsung tertawa begitu keras. Sejujurnya, lingkup pertemanan Alif memang seperti itu. Tidak ada satu pun temannya yang bukan playboy. Dia mengatakan itu semua karena temannya selalu seperti itu selama ini.

Dan dirinya sendiri? Dia bahkan tidak pernah berkencan sebelumnya. Belum ada gadis yang mampu merebut hatinya.

"Iya kan? Kamu ini playboy kan? Makanya tahu banget soal kek ginian!" desak Putri.

"Lo boleh nilai gue semau lo!" sahut Alif karena dia tidak mau repot-repot menjelaskan pada Putri. Sekali pun ia jelaskan, belum tentu Putri mau percaya. Jadi, untuk apa membuang-buang waktu dan tenaga?

"Sudah aku duga! Dasar pria! Gak ada yang setia!" cibir Putri.

"Dasar perempuan! Kebanyakan nonton drama! Mau balas dendam ala-ala Korea? Apaan tuh!" balas Alif.

***

Putri berdiri di depan cermin. Sekali lagi, ia merapikan anak rambutnya yang bertebaran ke sana-ke mari. Satria mengajaknya untuk mengunjungi SMA mereka, karena ingin memberikan bantuan kepada sekolah mereka yang baru saja mengalami kebakaran di salah satu sisi gedungnya.

Putri pikir, bagus juga, mereka bisa bernostalgia di sana.

"Kak Put!"

Putri terkejut bukan main ketika suara Via tiba-tiba melengking memenuhi kamarnya.

"Apa sih, Vi? Kenapa teriak gitu? Kaget tahu!" omel Putri.

Via sama sekali tidak mempedulikan omelan Putri, ia langsung berlari dengan hebohnya menghampiri Putri dengan mata melebar sempurna.

"Itu di luar, ada Pria yang mirip artis Korea! Dia nyari Kak Put! Siapa dia Kak? Pacar Kakak? Gila, wajahnya, postur tubuhnya, semuanya sempurna!" seru Via dengan begitu hebohnya.

"Ah, pasti yang kamu maksud itu Satria! Dia emang blasteran Korea!"

"Sudah Vi duga! Aduuuh, jadi pengen punya oppa tampan kek gitu!"

Putri tertawa renyah mendengar ucapan Via. Ini adalah reaksi yang sering Putri jumpai jika menyangkut soal Satria. Banyak sekali junior mereka di SMA dulu yang tergila-gila pada Satria.

"Ngomong-ngomng, Kakak dandan cantik begini mau ke mana? Mau dating sama oppa di luar?" pekik Via heboh.

"Enggak kok, kita mau ke sekolah lama kami buat ngasih bantuan, soalnya gedung sekolah kami dulu kebakaran. Kamu lihat beritanya kemarin di tv, 'kan?"

Via mengangguk-anggukan kepalanya pelan.

"Eh iya Vi, si Reyhan ada di sini nggak?"

"Kak Rey? Kayaknya dia belum pulang, tadi kan pergi sama si nenek lampir!"

Putri tersenyum tipis. Lega mengetahui bahwa Reyhan tidak di rumah, atau akan terjadi perang dunia shinobi di dalam share house ini.

"Ya udah, kakak pergi dulu ya!"

Setelah mengatakan itu, Putri pun berlalu keluar dari kamar. Gadis itu setengah berlari dengan riangnya menuruni tangga.

"Wuih, cakep bener, mau ke mana tuh?" teriak Bayu dari arah dapur.

"Kepo ih!" sahut Putri sambil menjulurkan lidahnya ke arah Bayu.

Gadis itu pun bergegas menemui Satria yang sudah menunggu di luar. Ia cukup takjub dengan pemandangan di depannya itu.

Pantas saja Via bereaksi seperti tadi. Dengan dandanan Satria saat ini, ia terlihat seperti Lee Jongsuk. Oppa tampan yang pesonanya tak bisa ditolak oleh siapa pun.

"Kok bengong gitu?" tanya Satria bingung.

"Itu tadi juniorku bilang ada oppa oppa Korea di luar! Tahunya itu kamu!"

Satria langsung tertawa pelan mendengar jawaban Putri.

Oppa Korea?