Putri menutup kembali matanya rapat-rapat saat dilihatnya Alif yang tengah tidur terlelap disampingnya.
Dengan perlahan, gadis itu mengintip dari celah bulu matanya yang lentik. Ia jelas tidak berada di kamarnya, spray kasur ini, lukisan yang ada di dinding, warna cat dinding, semua jauh berbeda dari kamar yang ia tempati.
Alif bergerak pelan, membuat aroma maskulinnya menyeruak menggoda indera penciuman Putri.
"Kamu udah bangun belum sih?" suara serak Alif menggelitik telinga Putri.
Putri menutup rapat-rapat matanya dan berpura-pura masih tertidur. Ia terlalu malu dan bingung untuk menghadapi Alif nantinya.
Ia merasakan tangan halus Alif membelai lembut pipinya.
"Hei, kamu gak usah sok-sok an malu gitu! Jangan lupa sama apa yang kita lakuin semalam! Love you!"
Kening Putri berkerut, ia mencoba mengingat apa yang terjadi malam tadi, kenapa ia bisa berakhir di kamar ini dengan Alif?
"Kamu beneran gak inget soal semalem? Panas banget padahal! Mau reka ulang gak?"