Via hanya duduk manis di kursi lipat tak jauh dari pinggiran sungai Li, ia memainkan ponselnya dan beberapa kali mengambil foto Bayu yang tengah sibuk memotret pantulan bukit dan pemandangan lainnya di sungai.
Ia bersyukur Bayu mau berubah, menjadi mandiri itu bagus, tidak peduli seberapa kayanya dirimu.
Via hanya berharap Bayu menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Yah, meninggalkan predikat playboy-nya, itu yang utama.
Sesekali Via menghela napas dan merengut menatap Bayu yang masih asik sendiri di hadapannya itu. Dulu Via pikir, orang-orang mungkin akan berhenti bergosip tentang perbedaan dirinya dan Bayu. Pria playboy dan gadis yang tak tersentuh.
Kini, orang-orang memanggil Via dengan sebutan domba bodoh yang menyedihkan karena mencintai singa masokistik seperti Bayu.
"Woi, kok ngelamun sih, lo?" teriak Bayu dengan cukup keras, hingga Via tersadar dari lamunannya dan merengut kesal.
"Jarak kita gak sejauh itu, Bang! Kenapa harus teriak sih?"