Bab 94
Keesokan harinya, Seno tiba di rumah Joya sesuai dengan waktu yang dijanjikannya. Erik yang bertugas menjemput di bandara.
"Pakde Seno!" sambut Jihan di teras rumah.
"Jihan, apa kabar, Sayang?" sahut Seno.
Jihan menyongsong Seno yang baru saja tiba dan turun dari mobilnya Erik. Seperti yang sudah-sudah, Jihan akan minta digendong sampai ke ruang tengah.
"Kakak, jangan minta gendong terus dong. Pakde kan capek," larang Joya.
Jihan tetap tak peduli dengan larangan mamanya. Seno malah tertawa dan berkata, "Biar aja, Joy. Gak setiap hari seperti ini kan?"
"Iya, nih. Mama gak asyik," kata Jihan membuat semua yang mendengar tertawa.
Joya pun mengajak Seno ke ruang tengah untuk beristirahat. Joya memperhatikan kalau mata Seno sering kali mencuri pandang ke arah kamar tamu.
Joya curiga kalau Seno sudah mengetahui keberadaan Dayu di rumahnya.
"Mas Seno cari siapa?" tanya Joya langsung.
"Eh, itu ... Gara mana?" tanya Seno salah tingkah.