Bab 88
Fatih dan Luna saling dorong tak jauh dari papanya. Mereka ingin bicara dengan papanya tapi takut melihat roman wajah Seno yang datar tanpa ekspresi.
Dia sedang duduk di teras samping sejak satu jam yang lalu. Suasana sore yang indah ditambah dengan semilir angin yang berhembus sepoi-sepoi ternyata tak mampu mengusir kegundahan hatinya.
Berulangkali dia menatap pada layar ponselnya, berharap Dayu menghubungi sekedar mengabarkan kalau dia baik-baik saja. Seno ingin menghubungi tapi dia takut gagal lagi seperti tadi.
Seno sudah mencoba berulang kali menghubungi Dayu, tersambung, tapi tak diangkat sama sekali oleh Dayu.
"Apa aku hubungi kakaknya aja, ya?" pikir Seno.
Dia mengangguk lalu menelepon nomor kakak iparnya untuk menanyakan apa Dayu baik-baik saja. Namun, Seno harus kecewa dan khawatir karena ternyata Dayu tak ada di sana.
"Kemana dia perginya?" tanya Seno dalam hatinya lagi.
"Pa," panggil Fatih ragu.