Bab 84
Suasana jadi sepi mencekam bagi Seno. "Ini benar-benar horor, dari mana papa bisa tahu?" tanya Seno di dalam hatinya.
"Jawab Seno! Apa yang kamu lakukan?" tanya Heru lagi dengan suara menggelegar.
Sekretarisnya Seno smapai melonjak dari duduknya mendengar suara Heru. Dia melongok pada ruangan yang terbuka sedikit.
"Ada apa, sih?" pikirnya takut.
Dia takut jika ketahuan mengintip akan dipecat nanti. Akhirnya dia memilih kembali ke kursinya dan mengerjakan pekerjaannya kembali.
Sementara itu, Sid masam ruangan Seno masih menunduk di hadapan papanya. Namun, tak lama dia jatuh tersungkur dan bersimpuh di kaki Heru sambil menangis meminta maaf.
"Maafkan, aku, Pa! Aku khilaf, aku menyesal!" serunya meminta maaf. Heru mundur selangkah membuat kepala Seno yang tadinya berada di atas punggung kakinya terjatuh ke lantai.