Bab 78
"Kalau begitu, biar aku antarkan sarapan untuk Mama, ya, Pa?" tanya Dayu.
Dia merasa khawatir mendengar mendengae mertuanya itu sedang pusing dan tidak enak badan.
"Tidak usah! Biar Papa saja yang mengantarkan sarapan untuknya," cegah Heru membuat Dayu membatalkan niatnya.
"Ya, sudah kalau begitu. Ayo, Pa. Sarapan dulu!" ajak Dayu.
Heru Kun mengangguk lalu duduk di kursi yang biasa dia duduki. Sebenarnya dalam hatinya, Heru merasa tidak enak dengan menantunya tersebut.
Dayu sudah sangat baik menjalankan tugasnya sebagai menantu di rumah mereka. Dayu yang rajin, selalu menuruti apa pun perintah dari Helena dan selama ini semuanya berjalan dengan baik-baik saja.
Ternyata, Dayu diam-diam menyimpan keinginannya sendiri. Wajar sebagai seorang istri, dia ingin mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Walau terkesan capek dan repot, tapi Heru tahu ada rasa kepuasan tersendiri.
"Pa, makannya sedikit amat. Apa masakan Dayu gak enak, ya?" tanya Dayu.