Bab 47
Suara tangis bayi membangunkan Jihan dari tidurnya. Jihan melihat pada jendela kaca yang tiraninya sedikit tersingkap.
"Masih gelap, kenapa Gara sudah bangun?" tanya Jihan pada diri sendiri.
Gara adalah panggilan Jihan untuk adiknya. Sagara Putra Kusuma, nama pemberian Heru itu terdengar sangat indah bagi Erik dan Joya. Mereka pun setuju memberikan nama itu untuk anak mereka.
Tangis baby Gara semakin kencang, Jihan pun keluar dari kamarnya. Tampak di ruang tengah, Jihan sedang menggendong baby Gara yang masih saja menangis.
"Dedek Gara kenapa, Ma?" tanya Jihan.
"Lho, kakak kok udah bangun. Seleksi demam, kemarin habis Vaksin. Masih malam, Kak. Bobok lagi, gih!" suruh Joya.
"Kakak gak ngantuk lagi, Ma, tapi lapar."
"Oh, kakak lapar. Itu ada roti di atas meja. Makan roti pakai selain kacang saja, ya!" tawar Joya.
Dia masih sibuk menenangkan Gara yang terus saja merengek dan menangis.
"Kakak maunya telur mata sapi setengah matang, Ma."
