Bab 364
Zai sedang berbincang dengan Tatang, tukang kebun di kediaman mertuanya itu. Mereka berbincang di teras rumah sambil menikmati segelas kopi buatan Asih, istrinya Tatang.
"Jadi, Bang Zai ini punya perkebunan karet di kampung. Wah, hebat sekali, masih muda tapi sudah punya usaha sendiri,' puji Tatang.
"Ah, Pak Tatang ini bisa saja. Itu kebun milik orang tua kok, pak. Saya hanya mengelolanya karena ayah saya sudah tua," jawab Zai seraya tersenyum.
"Walaupun begitu, tetap saja Bang Zai ini hebat. Jarang sekali ada anak muda yang mau meneruskan usaha milik orang tuanya. Apalagi mengurus kebun seperti yang Bag Zai lakukan itu," sambung Tatang semakin kagum.
Obrolan mereka pun terganggu oleh panggilan Hani yang baru saja tiba di depan rumahnya Kia.
"Assalamualaikum," salam Hani dengan ragu.
Dia melihat Zai dan Tatang yang sedang duduk santai di teras dan memperhatikannya dengan wajah heran.
"Waalaikumsalam, mau ketemu dengan siapa, kak?" tanya Zai masih dengan heran.