Bab 340
Aku masih tak percaya mendengar berita itu.
Mereka akan segera menikah, pupus sudah harapanku untuk merajut kasih dengan Hafiz. Berita yang disampaikan oleh Putri saat kami sedang nongkrong di kafe langganan kami sontak membuat nafsu makanku menghilang.
"Kamu dengar berita itu dari mana, Put?" tanyaku tak percaya.
Aku masih berharap kalau berita itu salah.
"Temanku yang seangkatan dengan mereka sudah mendapat kartu undangan langsung dari Kania," jawab Putri membuat lemas seluruh sendi di tubuhku.
"Berarti kabar itu tak mungkin salah," gumamku.
"Kamu gak apa-apa, kan, Va?" Kali ini Dina yang bertanya padaku.
"Entahlah, rasanya saat ini aku ingin memakan orang hidup-hidup saja," jawabku asal.
"MasyaAllah, sadar, Va. Makanan ini masih enak lho, rasanya. Ngapain juga makan daging mentah, masih bisa melotot lagi matanya," sahut Putri dengan cepat.
"Betul juga kau, Putri. Kok pande kali becakap, anak siapanya kau, Nak!" ledekku dengan logat Medan.