Bab 338
Hafiz pun tersenyum kembali, kemudian berkata, " Aku tahu itu, kamu pasti bisa melewatinya. Kamu gadis yang kuat dan tak selemah Kania."
"Maksudnya?"
"Lupakan, aku hanya bicara sembarangan," kelitnya.
Aku tahu dia tak asal bicara tadi. Apa maksudnya dia berkata kalau aku tak selemah Kania. Mengapa aku dibandingkan dengan gadis pemilik kaplingan di surga itu?
Tiba-tiba suasana berubah saat dua sahabatku datang tanpa pemberitahuan.
"Assalamualaikum, kita datang! Dua gadis cantik ... ups! Ada Hafiz ternyata. He he he," ucap Putri malu.
Putri dan Dina yang langsung masuk tanpa kusuruh, terkejut melihat kehadiran Hafiz di rumahku.
"Hafiz mengantar omanya. Sekarang mereka sedang berbincang di kamar mamaku."
Aku harus memberitahu mereka agar tak salah sangka lalu menggodaku terus nanti.
Sementara Hafiz malah santai saja seolah tak peduli dengan kehadiranku Putri dan Dina.