Bab 324
Kak Sandra malah tertawa melihat kekesalanku. Dia memang paling suka menjahili sejak dulu, katanya aku lucu kalau sedang marah.
Ada-ada saja, mana ada orang jadi lucu kalau sedang marah.
"Hmm, gak dijawab. Berarti benar sedang putus cinta, siapa gerangan cowok beruntung itu. Biasanya kan mereka yang sedih diputusin sama kamu?" tanyanya lagi dengan bawel.
"Dih, putus cinta? Gak, lah, ya. Gak ada itu dalam kamusku sedih karena cowok. Aku cuma lagi kesal aja, Kak. Ada cowok Beruang Kutub di kampusku. Sombong amat, surat dariku dibuang tanpa dibaca. Gimana gak kesal coba?"
"Wah, seru ini kayaknya. Gimana ceritanya, coba kasih tahu Kakak!" seru Kak Sandra.
Sepertinya aku salah curhat sama dia, yang ada aku bakal terus di-bully setelah dia tahu kegagalanku tadi. Namun, aku terlanjur ngomong lagi. Bagaimana ini?
"Ayo, dong, Va! Cerita sama Kakak. Janji gak bakal diledekin lagi," rayunya.