Bab 319
Jam dinding di kamar Caca baru saja berdetak dua belas kali. Kesunyian masih melingkupi diantara dua anak manusia yang baru saja berganti status menjadi suami istri tersebut.
"Ca!"
"Hmm," jawab Caca tanpa menoleh, Ia masih bertahan duduk di depan meja riasnya.
"Sudah malam, tidurlah!"
Juna merapikan tempat tidur agar bersih dan terasa lebih nyaman. Caca menarik napas, lalu berdiri dengan gerakan lambat. Ia mendekati Juna yang maasih berdiri tegak di samping tempat tidur.
Sejujurnya baik Caca maupun Juna sama-sama sedang menenangkan jantungnya yang bergemuruh layaknya genderang yang sedang ditabuh. Namun, sebagai lelaki Juna lebih bisa menguasai dirinya.
Saat Caca sudah berada di depannya, Juna langsung saja memeluk dengan mesra. Caca tertunduk malu, wajahnya memerah apa lagi saat tiba-tiba Juna mencium pipinya dengan gemas.