Bab 272
Rania perlahan membuka matanya, saat mendengar suara Adzan dari mesjid di dekat rumahnya.
"Ternyata sudah waktunya salat Subuh. Lelap sekali tidurku," batin Rania.
Rania bangun dari tidurnya dan merasa terkejut mendapati dirinya berada dalam pelukan Faris.
"Mengapa dia bisa tidur di sini?" tanya Rania padaku dirinya sendiri.
"Mas, bangun Mas!" Rania menggoyang tubuhnya Faris agar segera bangun dari tidurnya.
"Hmm," Faris menggumam dan malah semakin mengeratkan pelukannya.
"Mas Faris, bangun. Sudah subuh Mas!" seru Rania di telinga Faris.
Faris pun membuka matanya lalu tersenyum. Faris meletakkan tangannya ke dahi Rania.
"Sudah gak panas, kepalanya masih pusing?"
"Gak Mas, memangnya tadi malam aku demam ya Mas?" tanya Rania bingung.
"Kamu sudah bikin Mas cemas, Ran!"
"Maaf ya, Mas," pinta Rania.
"Ngapain minta maaf, kamu gak salah kok," balas Faris sambil mengacak rambut Rania.