Bab 260
Sepertinya itu adalah ladang warga, aku melihat ada sebuah gubuk kecil tak jauh dari posisiku berdiri.
Aku pun mengajak Bi Inah ke sana dan ternyata tempatnya sangat bersih.
"Alhamdulillah, ruangannya bersih kok, Bi. Letakkan saja Boy di atas dipan itu!" suruhku.
Aku menggelar sarung sebagai alas Boy untuk tidur. Kemudian kuolesi tangan dan kakinya dengan motion anti nyamuk yang selalu tersedia di dalam tasku.
Tak lupa kuolesi juga ke tubuhku terakhir Bi Inah. Tampaknya malam ini kami harus menginap di sini. Besok pagi sekali, sebelum pemilik ladang datang, kami harus sudah pergi dari sini. Aku pun menyuruh Bisa Inah untuk tidur, karena matakunjga sudah tak sanggup untuk diajak melek lagi.
"Bibi istirahat saja, di samping Boy. Biar aku di kursi itu," kataku sambil menunjuk pada kursi plastik yang ada di ruangan itu.
"Baik, Bu," sahut Bu Inah dengan patuh.
Malam itu, akhirnya kami habiskan di tengah ladang penduduk setempat.