Bab 258
Panggilan dan ketukan yang sama pun terdengar lagi karena belum ada jawaban dari kami. Aku dan Yasmin semakin takut, kami belum juga menemukan tempat yang tepat untuk menyembunyikan kedua barang itu.
"Gimana ini, Mey. Aku takut!" cicit Yasmin semakin pucat.
"Tenang dulu, sabar. Aku masih berpikir," jawabku.
Aku pun duduk di tempat tidur yang kasusnya angat empuk itu. Tak sengaja tanganku meremas bantal yang ada di sampingku. Tiba-tiba aku mendapatkan sebuah ide.
"Yas, tolong ambil cutter yang ada di meja rias itu!"
Yasmin pun mengambil cutter dari meja rias dan menyerahkannya padaku. sementara ketukan di kini semakin terdengar jelas. Dengan cepat aku mengeluarkan banyak tersebut dari sarungnya lalu merobek tepinya sedikit dengan cutter Adi.
"Dacron, bagus. Kita bisa sembunyikan kain dan kaset itu di sini," kataku dengan lega.
