Bab 254
"Bantu apa?" tanyanya. Asih bangun dan duduk di tepi tempat tidur.
"Aku sedang datang bulan, Mbak. Perutku sakit sekali, aku minta tolong belikan obatnya di apotik!"
"Obat apa?"
Aku menyebutkan sebuah merek obat padanya sambil tersipu berakting memegang perutku.
"Baiklah, boleh. Sini uangnya! Tapi ada ongkosnya, ya!" katanya.
Aku tak keberatan, langsung saja kuberikan uang lima puluh ribuan. Kusuruh dia untuk mengambil sisanya, tentu saja dia girang.
Harga obat itu saja paling mahal lima belas ribu. Asih pasti langsung setuju mendengarnya. Asih langsung bersiap dan pergi ke apotik yang berada tak jauh dari rumah sakit.
Bagus, sekarang tinggal menyingkirkan satpam itu. Untuk kabur, aku telah memesan sebuah mobil online yang kusuruh menunggu di depan pintu gerbang saja.