Bab 251
Kuperhatikan Boy yang masih saja tertidur dengan pulas. Kuangkat dan kugendong Boy, lalu membawa ke kamarnya sendiri.
Aldo mau protes, tetapi sepertinya perutnya mules lagi. Dia berlari kembali ke kamar mandi.
Setelah membaringkan Boy di tempat tidurnya, aku mencari keberadaan Asih di dapur. Pembantu comel itu sedang duduk dengan kepala tertelungkup di meja makan.
Sepertinya dia sedang tidur, tetapi ternyata dia hanya memejamkan mata saja. Asih kelihatan pucat dan lemas tak bertenaga.
"Mbak Asih, Tuan Aldo sakit perut itu. Katanya karena makanan yang mbak masak," kataku pelan.
Asih kaget sampai refleks berdiri sambil memegang perutnya.
"Beneran, Sum? Pantas saja aku juga sakit perut dan buang air besar terus sejak tadi," ucapnya sambil meringis kesakitan.
"Memangnya Mbak masak apa?" Aku memeriksa masakan yang masih ada di atas kompor.
"Kerang hijau, tadi ada yang jual di depan. Harganya sangat murah, jadi aku beli, deh."