Bab 250
"Saya boleh melihat-melihat, kan?" tanyaku.
"Boleh, Mbak. Silakan dilihat!" jawabnya singkat.
Ternyata dia berbeda dengan temannya tadi. Syukurlah, setidaknya karyawan Yasmin ada yang baik juga.
Aku mengamati satu persatu pakaian yang harganya setara dengan gaji selama sebulan sebagai Sumiati di rumah Aldo. Tidak! Itu bukan rumahnya, tetapi rumahku.
Tak lama kemudian Yasmin pun datang dengan tergopoh. Dia memelukku dengan sangat erat.
"Meysa, aku senang kamu datang menemuiku," bisik Yasmin.
"Aku juga bersyukur masih dapat melihat kamu, Yas," balasku sambil berisik juga.
Yasmin meregangkan pelukannya, lalu. mengajakku ke dalam ruanganya. Aku mengikuti Yasmin, kami berjalan sambil bergandengan tangan.
Saat melewati karyawan sombong yang masih bengong melihat bosnya menggandengku itu aku berhenti. Sedangkan Yasmin kusuruh pergi lebih dulu.
"Lain kali, Mbak jangan melihat orang dari penampilan luarnya saja!" kataku sambil menepuk pundaknya pelan.